''
Program Inovasi: Hatching Komodo Eggs (HACIKO EGGS), Penetasan Telur Komodo dalam Upaya Pengembangbiakkan dengan Metode Eksitu dan Penggunaan Alat Inkubasi Sebagai Penampung Telur Sebelum Menetas.
Varanus Komodoensis atau Komodo merupakan reptil purba yang dilindungi dan termasuk jenis hewan langka, menurut IUCN (International Union for Conservation of Nature) komodo masuk kedalam daftar IUCN Red List sebagai spesies yang rentan terhadap kepunahan, sekitar 4.000-5.000 ekor komodo diperkirakan masih hidup di alam liar, namun dari semua itu hanya 350 ekor betina yang produktif dan dapat berkembang biak. Menurut WWF (World Wildlife Fund) hewan komodo terancam punah lantaran tempat tinggal dan perairan di sekelilingnya tercemar akibat sampah.
Untuk meningkatkan populasi komodo dilakukan program konservasi komodo yaitu dengan penetasan telur komodo dengan metode eksitu di ketinggian 900 – 1800 mdpl dengan suhu yang cukup rendah.
Kegagalan penetasan telur komodo sebelumnya disebabkan oleh potensi mamalia besar sebagai pemangsa di habitat aslinya dan juga tempat tinggal dan perairan disekelilingnya tercemar akibat sampah, dimana konservasi komodo sangat mempengaruhi keberhasilan dalam penetasan telur komodo, kualitas habitat yang baik sangat mempengaruhi keberhasilan dalam penetasan telur komodo, dengan inovasi penetasan telur komodo dengan metode eksitu dan penggunaan alat inkubasi sebagai penampung telur sebelum menetas dengan tujuan telur komodo terjaga suhu dan kelembabannya dan menghindari kegagalan dalam menetas, merupakan salah satu cara dalam memperbaiki jumlah populasi komodo di Indonesia. Sebelumnya, komodo tidak dapat menetas atau gagal menetas karena banyaknya jumlah pemangsa dan kualitas tempat tinggal yang tercemar.
Program penetasan telur komodo dengan metode eksitu yang dikonservasi di Taman Safari Indonesia (TSI), di mana semula di habitat komodo terdapat banyak pemangsa yang menyebabkan kegagalan dalam penetasan telur komodo, sehingga dilakukan konservasi komodo oleh Lembaga Konservasi Taman Safari Indonesia (TSI) bersama dengan PT Antam Tbk. UBPP Logam Mulia dengan inovasi penetasan telur komodo dengan metode eksitu dan penggunaan alat inkubasi sebagai penampungan telur komodo agar suhu dan kelembaban telur terjaga untuk meningkatkan keberhasilan dalam penetasan telur komodo, sehingga dapat menghasilkan anakan komodo sehingga dapat meningkatkan jumlah populasi komodo di Indonesia.
Program ini memberikan dampak lingkungan yang positif terhadap perbaikan jumlah penetasan telur komodo di TSI yaitu meningkat 100% dari sebelumnya tidak penetasan telur komodo di dataran tinggi dengan suhu rendah.
Inovasi ini merupakan metode baru yang tidak terdapat di Best Practice dan inovasi PROPER KLHK 2017, 2018, 2019, dan 2020. Inovasi ini juga telah di verifikasi oleh pihak ke-3 yakni PT Lafirza Econex Konsultan serta telah dipublikasikan melalui buku inovasi dengan nomor ISBN 978-623-91775-7-7.
Sebelum Program
Telur komodo yang gagal menetas di habitat aslinya
Setelah Program
Telur komodo yang berhasil menetas dengan metode eksitu di Taman Safari Indonesia (TSI)
Penerapan metode ini secara sistem telah memberikan nilai tambah pada rantai nilai populasi komodo di Indonesia. Penetasan telur komodo dengan metode eksitu di TSI merupakan metode yang tepat untuk keberhasilan penetasan dan peningkatan populasi komodo dengan metode eksitu (Supplier), sehingga pertambahan potensi penetasan telur dan perkembangbiakkan anakan komodo sangat tinggi (Produsen) dan kondisi di habitat aslinya akan meningkat dengan adanya upaya penetasan dan pengembangbiakkan komodo melalui penetasan telur komodo dengan metode eksitu di TSI dengan penggunaan inkubasi untuk penampungan telur komodo sebelum mentas (Konsumen).
Semua informasi terkini, kegiatan, promo dan penawaran menarik lainnya dari ANTAM Logam Mulia.