Sebagai simbol kemuliaan, selalu berharap kepada Sang Pencipta, demikian pula pengharapan yang bersifat keduniawian.
Telah dikenal sejak tahun 1480 M di wilayah Yogyakarta, banyak disukai karena keindahan dan filosofinya yang mendalam. Motif yang mudah dikenali, banyak terdapat motif tambahan yang mengelilingi serta melengkapi mulai dari semen, isen bunga-bunga, burung sawunggaling, truntum, motif ukel, corak sogan, dan juga ragam motif granitan.
Dalam perjalanannya, motif Wahyu Tumurun mengalami perkembangan variasi karena penyebaran atau akibat pengaruh budaya lain saat itu, namun pola utamanya berupa mahkota terbang tetap jelas terlihat sebagai simbol kemuliaan yang mengajak para pemakainya untuk lebih berharap serta selalu ingat kepada Sang Pencipta. Demikian pula pengharapan yang bersifat keduniawian seperti pangkat, kedudukan tinggi serta tercapainya cita-cita.
Motif ini juga menyiratkan berkah kehidupan lahir batin dalam kehidupan berumah tangga, keharmonisan dan kebahagiaan yang langgeng dan terjaga selama-lamanya. Oleh karena itu dalam pernikahan adat Jawa, motif ini sering dikenakan.
Spesifikasi Produk | |||
---|---|---|---|
Berat | 10 gram | 20 gram | |
Kemurnian | 99.99% | 99.99% | |
Tebal | 1.0 mm | 1.1 mm | |
Dimensi | 18 x 30 mm | 24 x 40 mm |
Belum ada ulasan untuk produk ini.