Sebagai simbol kesetiaan, cinta yang tulus tanpa syarat, abadi, dan semakin lama terasa semakin subur dan berkembang.
Suatu masa, sekitar tahun 1749-1788 M ketika Ratu Kencono (Permaisuri Paku Buwono III) sedang bersedih karena dilupakan oleh sang suami, ketika itu pula sang permaisuri memilih untuk mendekatkan diri dan selalu berdoa di keheningan malam kepada Sang Pencipta diselingi dengan membatik. Doa tulusnya terjawab, melalui indahnya motif bintang-bintang yang tertulis pada kain membuat sang raja luluh, memperhatikan, dan cinta sang raja pada permaisuri bersemi kembali.
Motif Truntum melambangkan cinta kasih dan kesetiaan. Motif ini biasa dikenakan oleh orang tua pengantin pada upacara panggih pengantin atau dikenakan oleh pengantin sendiri saat ijab khobul maupun midodareni.
Dengan mengenakan kain motif ini diharapkan cinta suami istri semakin lama akan semakin tumaruntum bagaikan bintang di langit yang tiada henti memancarkan sinar, menerangi, dan semakin dipandang semakin banyak berpendaran, menurun kepada pasangan pengantin.
Spesifikasi Produk | |||
---|---|---|---|
Berat | 10 gram | 20 gram | |
Kemurnian | 99.99% | 99.99% | |
Tebal | 1.0 mm | 1.1 mm | |
Dimensi | 18 x 30 mm | 24 x 40 mm |
Belum ada ulasan untuk produk ini.